Di tepi laut Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, berdiri sebuah benteng bersejarah yang penuh cerita tentang keberanian perempuan Aceh, yaitu Benteng Inong Balee. Benteng ini erat kaitannya dengan sosok Laksamana Malahayati, panglima laut perempuan pertama di dunia, yang memimpin pasukan Inong Balee (janda-janda pejuang) untuk melawan Portugis pada abad ke-16. Dari sinilah lahir kisah heroik tentang bagaimana perempuan Aceh turut menjaga marwah negeri.
Benteng Inong Balee dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sebagai bagian dari sistem pertahanan maritim Kesultanan Aceh. Letaknya yang strategis menghadap langsung ke Samudera Hindia memungkinkan pasukan Aceh memantau kapal musuh yang masuk ke wilayah perairan Aceh. Lubang-lubang meriam di dinding benteng masih menjadi saksi bisu bagaimana pasukan Malahayati mempertahankan tanah air dari gempuran kolonial.
Lebih dari sekadar situs pertahanan, benteng ini menyimpan simbol keberanian, kepemimpinan, dan ketangguhan perempuan Aceh. Tidak heran jika nama Laksamana Malahayati hingga kini dikenang sebagai teladan kepahlawanan yang melampaui zamannya.
Saat ini, Benteng Inong Balee menjadi destinasi wisata sejarah yang memadukan edukasi dan panorama indah pesisir Aceh. Berjalan menyusuri dinding benteng sambil memandang laut lepas, seolah kita bisa merasakan semangat juang para Inong Balee yang tak pernah padam.

